<$BlogRSDUrl$>

Saturday, April 17, 2004

siang ini panas aku buja kaos
pingin be ol

Friday, March 19, 2004

ahhhhhhhh
kalau menulis dengan alasan sebagai pelampaiasan orang yang susah ngomong maka seharusnya aku menilis tiap hari karena kebutuhan ngomong adalah kebutuhan rutin sehari-hari.... ya aku mau menyampaikan sesuatu ........ aku harus nulis dan menulis.... ayo kita perangi kemalasan. sepertinya umurku pendek. aku harus ngebut.....

Thursday, December 25, 2003

Wiji maafkan Aku


wiji.... maafkan aku. Aku banyak salah kepadamu. Sangat banyak salah. Aduh apa yang harus kukatakan lagi... aku nggak mau kau teringat kejadian kejadian yang mengecewakanmu selama dua bulan di senden. Hari terakhir dari dua bulan itu kau terlihat sedih ? tapi kau menyangkalnya. ya aku hanya berharap ada basah yang bisa menghapus salahku. Apa yang harus kulakukan untuk menebus segala kesalahan itu ?

wiji.... eh supri.... makasih atas segala... ya segalanya. Aku banyak belajar dari kesabaranmu. ketegaranmu. ketegasanmu. dan semangatmu. ok gitu saja.

mama linda kau di mana sekarang, rie, indah, agus, thauviq....aku rindu padamu.

Sekarang aku tersenyum untukmu. Senyum yang sangat manis. bisakah kau merasakannya ?
suatu pagi aku dibangunkan. Ah itu bukan pagi lagi. Matahari sudah tinggi. Katanya ada telpon dari temanku. Kutanya apakah ada pesan ? Aku berharap aku segera bisa melanjutkan tidurku. Oh sayang sekali. Katanya temanku mau telpon lagi. Aku segera bangkit menuju ke ruang labda. di sanalah telpon itu. Ku tunggu dan kutunggu. Padahal aku belum sholat subuh. Aku coba menebak-nebak siapakah gerangan penelpon itu ? jangan-jangan kakakKu ? ah kakakku nggak tahu nomor telpon ini ? Apakah ibuku ? ah ibu tidak pernah menelponku karena aku juga tidak pernah menelponnya. Atau jangan-jangan...
telepon berdering. diangkat orang lain ternyata bukan buatku. kutunggu dan kutunggu. kucoba baca buku. sulit juga kumpulkan konsentrasi untuk sekedar memahami deretan huruf. Kutunggu dan kutunggu. pembicaraan ditelpon itu sudah selesai. telpon diletakkan lagi. Kutunggu dan kutunggu.

telepon berdering. tidak diangkat. orang yang duduk di depan meja itu bilang bahwa telpon itu buat orang lain. ya berarti bukan buat aku. kutunggu dan kutunggu. telepon berdering lagi. Itu buatmu,iq. katanya. kuangkat dan kuengar suara. kucoba mengenali suaranya. Ah si Maji. Ya si Majai wijai. Ha ha ha ? Ada apa ? Kangen ya ?! he he. kami bicara cukup lama. Kutanyakan kabar kawan-kawan. ya kami bicara cuku lama sampai kudengar suara di belakang majai. mungkin suara mbaknya atau ibunya. kami masih bicara. akhirnya maji bilang sudah ya ?! gitu saja ya ?! tapi kami bicara. Tapi semua ada akhirnya. Kami akhiri pembicaraan itu tanpa sebuah janji.

Sejak maji bercerita padaku tentang kekagumannya pada heri poter, aku berencana meminjam buku heri poternya. ya aku baru buku pertama. ah kapan ya aku ketemu si majai lagi. aku mau pinjam buku nich...eh majai telponlagi dong. Atau kau mau main ke blimbing sari ? Ah ya main saja sebelum main itu dilarang. he he he. tapi maaf beribu maaf bila ternyata pas kau datang pas aku nggak di tempat. tapi aku benar-benar berharap kita bisa ketemu. sueeeeeer.

setelah mandi,sholat subuh yang terlambat, sedikit merpikan diri aku mulai menghadapi komputer. Kerja baru mulai... belum dapat apa-apa... ah kau terlalu mals, iq. aku harus segera menyelasaikan tugas itu. ah mengapa komputernya sering heng. Eh rie tahu nggak kenapa komputer sering illegal operation ?
hari semakin siang. hari itu hari selasa. Tiba-tiba ada teriakan memanggilku. tapi aku ragu apakah benar suara itu memanggilku. ah paling memanggil orang lain. suara itu terdengar lagi. aku diam saja samapi sebuah sosok nongol di pintu mengabarkan ada telpon buat aku. dari siapa, tanyaku. Ah nggak tahu. dari cewek lho ? Ah siapa ya ? kuangkat telpon dan kudengar suara wanita. oh dewi. diajeng dewi. apa kabar ? baik. Minal aidin ya. sama-sama. kami ngobrol lama sekali. waktu itu aku duduk dilantai.tangan kiri memegang gagang telpon dan ketempelkan di telinga kiri. obrolan kami akhiri dengan sebuah janji. Rabo, jam satu, di UPT perpus lantai satu, kujanjikan untuk meminjami buku dian sastro for president#2 reloded.

rabo siang, jam satu lebih sedikit, di upt perpus lantai satu kutunggu diajeng dewi smabil baca koran kompas. kubaca ulasan tentang pertanian organik. ah sungguh menarik tapi aku bingung gimana menerapkannya di desaku.

sesaat kemudian dia datang. saling sapa. tegur sapa. basa basi. dia keluarkan seribu kunang-kunang di manhattan dari tasnya disodrokankannya padaku. kuterima dankusodorkan dian sastro for president kutambah dengan BANGJO. Lalu kami duduk di kursi kayu coklta, di dekat tempat koran. Saling cerita.

ternyata dewi nggak enjoi di fak. pertanian. katanya dia ingin masuk sastra. ha ha ha aku juga pernah berfikir mengapa aku tidak masuk fak.pertanian. ah buat apa ilmu sastra ? Ilmu sastra tidak bisa digunakan mengolah sawah tidak bisa digunakan menangkap ikan. tak terasa sudah jam dua lewat. lalu kami berpisah.

ha ha ha kubuat lagi keranjang sampah. Ingin kutuang semua di sini. semua yang berhubungan dengan teman-teman kakaen senden

This page is powered by Blogger. Isn't yours?